• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Suara Islam Seruanku

  • Home
  • Adab Sunnah
  • Nasihat
  • biografi
  • Dakwah
  • Al Kisah
  • quran-Hadist
  • Download
  • Hukum Fiqih
  • Bahasa Arab
Home » nasihat » Perkataan hikmah Orang Soleh #8

Perkataan hikmah Orang Soleh #8

351. Berkata Hasan Al-Bashri rahimahullah: “Sungguh, engkau bagaikan sekumpulan hari. Apabila satu hari berlalu darimu, maka berlalu pula sebahagian (umur)mu.” (Hilyatul Auliya', 2/148)

352. Berkata Abu Hurairah radhiallahuanhu: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah kenyang dari suatu makanan yang enak lebih dari 3 hari sampai beliau berpisah dengan dunia.” (Shiffatus Shoffah 1/195)


353. Berkata Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah: “Para ulama' salafus soleh dahulu mengatakan bahawa banyaknya maksiat seseorang kepada Allah akan menyebabkan hilang akalnya dan ini kenyataan, al-Qur'an, kematian, neraka tidak dapat memberi nasihat dan tidak berpengaruh pada dirinya.” (ad-Da' wad-dawa', hal.147)

354. Barangsiapa menasihati saudaranya secara rahsia, maka ia telah menasihatinya dan menghiasinya. Dan barangsiapa yang menasihati saudaranya secara terang-terangan (di hadapan orang banyak), maka ia telah mencemarkan nama baiknya dan mengkhianatinya. (Imam asy-Syafi'i)

355. Hasan Basri rahimahullah mengatakan : “Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka dialah khalifatullah di bumi, dan dialah khalifaturrasul dan dialah khalifatul kitab(al-qur’an).” (Hilyatul-Auliya’)

356. Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim, Abdullah ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: “Barangsiapa yang ingin meniru, hendaklah ia meniru perjalanan orang yang sudah mati, iaitu perjalanan para sahabat Nabi Muhammad SAW, kerana mereka itu adalah sebaik-baik umat ini, dan sebersih-bersihnya hati, sedalam-dalamnya ilmu pengetahuan, dan seringan-ringannya penanggungan. Mereka itu adalah suatu kaum yang telah dipilih Allah untuk menjadi para sahabat NabiNya SAW dan berkerja untuk menyebarkan agamaNya. Kerana itu, hendaklah kamu mencontohi kelakuan mereka dan ikut perjalanan mereka. Mereka itulah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berdiri di atas jalan lurus, demi Allah yang memiliki Ka’bah!” (Hilyatul-Auliya’, 1/305)

357. Jika kelak (pada Hari Kiamat) Allah akan menanyakan kepada orang-orang yang jujur seperti nabi Ismail as dan Isa as (sebagaimana yang disebutkan dalam surah al-Ahzab ayat 7 dan 8) tentang kejujuran mereka, maka bagaimana pula dengan kita yang banyak berdusta? (Fudhail bin 'Iyadh)

358. Syafi'i atau Hambali, Hanafi atau Maliki, apabila azan mereka mendengar azan yang sama dan mereka menuju ke tempat yang sama. - Maulana Mustakim

359. Al-Hasan berkata: “Kalian berangan-angan mendapatkan umur seperti umur umat Nabi Nuh alaihi salam. Padahal kematian mengetuk pintumu setiap malam.” (Az-Zuhd: 47)

360. Seorang salafus soleh menulis surat kepada saudaranya yang isinya: “Wahai saudaraku, engkau bercita-cita akan selamanya hidup di dunia, tetapi ketahuilah sebenarnya engkau hanyalah seorang musafir saja. Engkau berjalan dengan cepat, dan engkau akan disambut oleh kematian. Sementara dunia telah menggulung tikarnya dibelakangmu, melipat umurmu yang telah berlalu dan waktumu tidak bisa diulang lagi.” (Jami’ul Ulum wal Hikam: 381)

361. Abi Hazim Salamah bin Dinar berkata: “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukan-keburukanmu.” (Hilyatul Auliya': 3/240)

362. “Aku telah tempa jiwaku selama empat puluh tahun hingga ia benar-benar istiqamah.” (Muhammad bin Munkadir)

363. “Menghindari kesalahan lebih ringan daripada bertaubat.” (Abu Muslim Al-Khulani)

364. “Seandainya aku dijadikan butir pasir yang terbang dibawa angin.” (Imran bin Hushain radhiallah 'anhu)

365. “Aku memiliki teman-teman yang membimbingku menuju Allah. Tidak terbersit sedikit pun untuk keluar dari jalan mereka, walaupun aku ditawari dunia dan seisinya.” (Sa'id bin Amir)

366. “Barangsiapa yang lebih meninggikan dirinya, maka ia telah menghinakan agamanya. Dan barangsiapa yang merendahkan dunianya, ia telah meninggikan agamanya.” (Mujahid bin Jubair)

367. “Jika seseorang telah angkuh, riya' dan takjub dengan pendapatnya sendiri, maka telah dekatlah kenistaannya.” (Khalid bin Yazid)

368. “Bukanlah yang menjadikan kemuliaan itu adalah banyaknya harta dan keturunanmu, namun yang menjadikan kemuliaan adalah melimpahnya kemurahan hatimu dan bermanfaatnya ilmumu.” (Salman Al-Farisi)

369. “Jika Allah menghendaki kebaikan seorang hamba, Allah akan jadikan di dalam hatinya penasihat yang akan memerintahkan dan melarang padanya.” (Muhammad bin Sirin)

370. “Tidak akan ada maruah bagi seorang pendusta, tidak akan ada ketenangan bagi seorang pendengki, tidak ada pemberian bagi si kikir, dan tidak akan ada kemuliaan bagi si buruk perangainya.” (Ahnaf bin Qa'is)";

371. “Demi Allah, tidak satu pun raja yang aku temui, melainkan Allah hilangkan kewibawaan (kehebatan) mereka dari jiwaku.” (Imam Malik)

372. “Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tetapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas ertinya dilakukan kerana Allah. Adapun benar ertinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntutan dan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam).” (Fudhail bin 'Iyadh)

373. Berkata Abu Bakar, Umar, dan Ibnu Mas'ud Radhiallahuanhum Ajma'in: “Jika aku benar dalam pendapatku maka itu semata-mata datang dari Allah, dan jika salah pendapatku itu berasal dari diriku dan syaitan. Allah dan RasulNya bebas dari kesalahan.” (al-Fawa'id, hal.297)

374. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah (Wafat: 241H) berkata: “Dasar Ahlus Sunnah menurut kami adalah tetap teguh di atas jalan hidup para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan menjadikan mereka sebagai contoh ikutan (qudwah) dalam beragama.” (Ushulus Sunnah, no.1-2)

375. “Sesiapa yang menganggap bahawa dia berasal daripada sesuatu kaum atau sesuatu daerah, dan orang lain berasal daripada sesuatu kaum atau sesuatu daerah yang lain, maka dia seolah-olah telah menyembelih umat ini, menghancur-leburkan serta merosakkan hasil usaha baginda Rasulullah saw dan para Sahabat r.anhum. Apabila terpisah-pisah dan berpecah-belah, kita sendiri telah menyembelih umat ini terlebih dahulu. Yahudi dan Nasrani hanya mengerat umat ini yang sudah tersembelih.” - Maulana Muhammad Yusuf rah.a

376. Ubay bin Ka'ab berkata: “Seorang mukmin itu berada diantara empat sifat. Jika ditimpa musibah ia bersabar, jika diberi kesenangan ia bersyukur, jika berkata ia jujur, dan jika menghukum ia berbuat adil.” (Hilyatul Auliya', 1/255)

377. “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang merenung sejenak sebelum melakukan suatu amalan. Jika niatnya adalah kerana Allah, maka ia melakukannya. Tapi jika niatnya bukan kerana Allah maka ia mengurungkannya.” (Imam Hasan al-Bashri)

378. Tidaklah datang suatu hari dari hari-hari di dunia ini melainkan ia berkata, “Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah hari yang baru, dan sesungguhnya aku akan menjadi saksi (di hadapan Allah) atas apa-apa yang kalian lakukan padaku. Apabila matahari telah terbenam, maka aku akan pergi meninggalkan kalian dan takkan pernah kembali lagi hingga hari kiamat.” (Imam Hasan al-Bashri)

379. “Janganlah kamu tertipu dengan banyaknya amal ibadah yang telah kamu lakukan, kerana sesungguhnya kamu tidak mengetahui apakah Allah menerima amalan kamu atau tidak. Jangan pula kamu merasa aman dari bahaya dosa-dosa yang kamu lakukan, kerana sesungguhnya kamu tidak mengetahui apakah Allah mengampuni dosa-dosa kamu tersebut atau tidak.” (Imam Hasan al-Bashri)

380. “Saya belum menemukan dalam ibadah, sesuatu yang lebih sulit daripada solat di tengah malam.” (Imam Hasan al-Bashri)

381. “Seorang mukmin hidup di dunia bagaikan seorang tawanan yang sedang berusaha membebaskan dirinya dari penawanan dan ia tidak akan merasa aman kecuali apabila ia telah berjumpa dengan Allah Subhanahu wata’ala.” (Imam Hasan al-Bashri)

382. “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kematian, sakit dan sihat (bagi setiap hamba-Nya). Barang siapa mendustakan takdir maka sesungguhnya ia telah mendustakan al-Qur’an. Dan barang siapa mendustakan al-Qur’an, maka sesungguhnya ia telah mendustakan Allah.” (Imam Hasan al-Bashri)

383. “Wahai anak Adam, juallah duniamu untuk akhiratmu, nescaya kamu untung di keduanya, dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, kerana kamu akan rugi di keduanya. Singgah di dunia ini sebentar, sedangkan tinggal di akhirat sana sangatlah panjang.” (Imam Hasan al-Bashri)

384. Syaqiq al-Balkhi berkata: “Manusia mengucapkan 3 ucapan yang hanya di mulut sahaja. Mereka berkata: ‘Kami adalah hamba-hamba Allah’, tetapi lihatlah kelakuan mereka bagaikan seorang yang bukan hamba, maka ucapan mereka tidak sama dengan kenyataan. Mereka berkata: ‘Rezeki kita ditangan Allah’, tetapi lihatlah mereka yang tidak tenang kecuali dengan dunia dan mengumpulkan semua harta, maka ucapan inipun menyalahi kenyataan yang ada. Mereka berkata: ‘Kita pasti akan mati’, tetapi perbuatan mereka menunjukkan seolah-olah mereka tidak akan pernah mati, maka ucapan ini juga tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya.” (Mukasyafatul Qulub: 35)

385. 'Aun bin 'Abdillah berkata: “Perumpamaan dunia dan akhirat di hati manusia bagaikan dua sisi timbangan. Jika sisi salah satunya lebih berat, maka sisi lainnya akan menjadi ringan.” (Tazkiyatun Nufus wa Tarbiyatuha kama Yuqarriruhu Ulama' as-Salaf: 129)

386. Seorang ulama salafus soleh menasihatkan: “Waspadalah terhadap kematian di dunia, sebelum kamu berpindah ke satu negeri yang kamu sangat ingin berjumpa kematian di sana. Sedangkan kamu tidak akan pernah dapat menemukannya!”

387. “Ilmu tanpa adab ibarat api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu ibarat badan tanpa ada ruh.” (Yahya Ibnu Muhammad Zakariya Al Anbary rahimahullah)

388. Ath Thobari mengatakan bahawa makna dari “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.”(QS. Al Hajj:40), iaitu Allah swt pasti menolong orang-orang yang berperang di jalanNya agar kalimatNya tinggi terhadap musuh-musuhNya. Maka makna pertolongan Allah kepada hambaNya adalah bantuanNya kepadanya sedangkan makna pertolongan hambaNya kepada Allah adalah jihad orang itu dijalanNya untuk meninggikan kalimatNya.” (Tafsir At Thobari: XVII/651)

389. Berkata al-Haitsam Bin Jamil: “Sesungguhnya Imam Malik rahimahullah ditanya 50 pertanyaan, maka beliau hanya bisa jawab satu, yang 49 beliau katakan tidak tahu.” (Adabul Fatwa Imam Nawawi, hal.14)

390. “Orang-orang kaya mencintai waktu pada dirinya, harta tidak jadi masalah bagi mereka. Maka pengorbanan yang terbesar adalah meluangkan waktu dan dirinya. Sedangkan orang-orang miskin itu mencintai harta, waktu tidak jadi masalah bagi mereka. Maka pengorbanannya yang terbesar adalah hartanya. Di sinilah di tuntut pengorbanan waktu, diri dan harta di jalan ALLAH.” - Maulana Muhammad Ilyas rah.a

391. Abu Nu'aim mengeluarkan dari Qatadah, katanya: Pernah Ibnu Umar ra. ditanya: “Apakah para sahabat Nabi SAW pernah tertawa?.” Jawabnya: “lya, akan tetapi iman yang bersarang di dalam hati mereka lebih memuncak dari tingginya gunung!” (Hilyatul-Auliya', 1:311)

392. Abu Nu'aim mengeluarkan dari Ibnu Umar ra. bahawa dia pernah mendengar seorang lelaki berkata: “Di manakah orang-orang yang berzuhud pada dunia, dan yang sangat mencintai akhirat?.” Ibnu Umar ra. Ialu menunjukkan makam Nabi SAW dan makam Abu Bakar dan Umar, Ialu bertanya: “Apakah engkau bertanya tentang mereka ini?” (Hilyatul-Auliya', 1:307)

393. Abu Nu'aim mengeluarkan dari Abdullah bin Umar ra. katanya: “Barangsiapa yang mahu meniru, hendaklah ia meniru perjalanan orang yang sudah mati, iaitu perjalanan para sahabat Nabi Muhammad SAW, kerana mereka itu adalah sebaik-baik umat ini, dan sebersih-bersihnya hati, sedalam-dalamnya ilmu pengetahuan, dan seringan-ringannya penanggungan. Mereka itu adalah suatu kaum yang telah dipilih Allah untuk menjadi para sahabat NabiNya SAW dan berkerja untuk menyebarkan agamanya. Kerana itu, hendaklah kamu mencontohi kelakuan mereka dan ikut perjalanan mereka. Mereka itulah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang berdiri di atas jalan lurus, demi Allah yang memiliki Ka'bah!.” (Hilyatul-Auliya', 1:305)

394. Abu Nu'aim telah mengeluarkan dari Ibnu Mas'ud ra. katanya: “Sesungguhnya Allah telah memandang pada hati para hambaNya, lalu dipilihnya Muhammad SAW dan dibangkitkanNya dengan perutusanNya, dan dilantikNya dengan pengetahuanNya untuk dijadikan Rasul. Kemudian Allah ta'ala memandang lagi pada hati manusia sesudah itu, lalu dipilihNya beberapa orang sahabat Nabi dan dijadikanNya mereka sebagai pembantu-pembantu agamaNya, dan sebagai wazir-wazir NabiNya SAW. Tegasnya, apa yang dianggap orang-orang Mukminin itu baik, maka baiklah dia. Dan apa yang dianggap orang-orang Mukminin itu buruk, maka buruklah dia dalam pandangan Allah.” (Hilyatul-Auliya' 1:375)

395. Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim telah mengeluarkan berita ini dari As-Suddi dalam maksud firman Allah ta'ala: “Kamu adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan kepada manusia...” (Ali Imran: 110). Berkata Umar bin Al-Khatthab ra.: “Jika Allah berkehendak nescaya Dia telah mengatakan Antum, yang termasuk semua kita. Akan tetapi Allah ta'ala mahu mengkhususkan Kuntum itu hanya buat para sahabat Nabi Muhammad SAW semata dan siapa yang membuat seperti yang dibuat oleh mereka sahaja, yang bakal menjadi sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia.”

396. “Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Syaitan mengajar mereka supaya meninggalkan dakwah, tidak menjalankan tugas amar makruf dan nahi mungkar dalam rangka berbaik-baik sesama insan, berakhlak baik terhadap mereka dan kononnya melaksanakan firman Allah: “Jagalah diri kamu”. (Ighathah al-Lahfan min Masaid al-Syaitan: 1/130)

397. Menurut Imam al-Qurtubi: “Allah telah menjadikan amar makruf nahi mungkar sebagai garis pemisah di antara orang yang beriman dan orang munafik. Ia menjadi ciri utama orang beriman iaitu amar makruf nahi mungkar. Asas ciri tersebut ialah menyeru kepada Islam.” (Tafsir al-Qurtubi: 4/47)

398. “Al-Rasul S.A.W telah menjalankan kerja dakwah ini. Rasulullah memerintahkan mereka dengan apa yang diperintahkan Allah, melarang mereka dari melakukan perkara yang dilarang Allah, menyuruh mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari segala kemungkaran.” (Majmu’ Fatawa: 15/161)

399. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Dakwah kepada Allah ialah menyeru manusia agar beriman dengan Allah serta beriman dengan apa yang telah dibawa oleh para RasulNya, membenarkan apa yang telah diberitakan oleh mereka dan taat kepada perintah mereka.” (Majmu’ Fatawa: 15/157)

400. Abu ‘Ashim berkata: “Semenjak aku ketahui bahawa ghibah (mengumpat atau memfitnah orang lain) adalah haram maka aku tidak berani mengumpat atau memfitnah orang sama sekali.” (Tarikh Al-Kabir: 4/336)
Posted by Unknown on Monday, 28 April 2014 - Rating: 4.5
Title : Perkataan hikmah Orang Soleh #8
Description : 351. Berkata Hasan Al-Bashri rahimahullah: “Sungguh, engkau bagaikan sekumpulan hari. Apabila satu hari berlalu darimu, maka berlalu pula...
Tweet

0 Response to "Perkataan hikmah Orang Soleh #8"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Entri Populer

Blog Archive

  • May (56)
  • April (51)

Labels

Adab Sunah Belajar Bahasa Arab biografi download nasyid Hukum Fiqih humor Kisah Sahabat Nabi Laporan Kerja Dakwah Afrika Selatan Laporan Kerja Dakwah Amerika Serikat Laporan Kerja Dakwah Arab Saudi Laporan Kerja Dakwah Colombia Laporan Kerja Dakwah indonesia Laporan Kerja Dakwah Inggris Laporan Kerja Dakwah Jepang Laporan Kerja Dakwah Laos Laporan Kerja Dakwah Malaysia Laporan Kerja Dakwah Pakistan Laporan Kerja Dakwah Prancis nasihat opini quran & hadist Tamsil
Copyright © 2014 Suara Islam Seruanku - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger