• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Suara Islam Seruanku

  • Home
  • Adab Sunnah
  • Nasihat
  • biografi
  • Dakwah
  • Al Kisah
  • quran-Hadist
  • Download
  • Hukum Fiqih
  • Bahasa Arab
Home » nasihat » Perkataan hikmah Orang Soleh #20

Perkataan hikmah Orang Soleh #20

951. Imam Al Barbahari Rahimahullah bersyair: “Barangsiapa yang puas dengan apa yang dimiliki maka dia menjadi orang kaya dan selalu tetap dialas agama. Betapa tingginya kedudukan qana'ah membuat orang rendahan menjadi mulia. Jiwa seseorang menjadi sempit ketika dalam kemiskinan namun bila ia mendekat kepada Tuhannya semua menjadi luas.” (Syarhus Sunnah)

952. Dari Abu Ja’far al-Hadzdza diriwayatkan bahwa ia menceritakan, Aku pernah mendengar Ibnu Uyainah berkata: “Apabila amalan hati bersesuaian dengan amalan zahir, itulah keadilan. Apabila amalan hati lebih baik dari amalan zahir, itulah keutamaan.Dan apabila perbuatan zahir lebih bagus dari amalan hati, itulah kepuasan.” (Shifatush Shafwah: 4/141,142)

953. Al-Syaikh Muhammad Yusuf al-Kandahlawi rahimahullah menjawab pertanyaan seseorang berkenaan jihad: “Kalaulah kami mempunyai pandangan khusus dalam masalah jihad yang merupakan kemuncak Islam, nescaya kamu tidak akan dapati dalam buku kami Hayat al-Sahabah berita-berita tentang peperangan, jihad Rasulullah s.a.w. dan Sahabatnya yang mulia itu, dan buku ini tersebar luas dan dimiliki oleh saudara-saudara kami di seluruh pelusuk dunia.”

954. Dakwah itu menguatkan Ilmu dan Ilmu itu menguatkan Dakwah. - KH Uzairon

955. Hendaknya ada 3 sifat dalam diri kita, 1. Kesatuan hati, 2. Kesatuan fikir, dan 3. Cara yang betul. Kerana dengan 3 sifat itu akan ada pertolongan Allah SWT. - Maulana Muhammad Yusuf rah.a

956. Dari `Adiy bin Artah, dia berkata: "Seorang dari para sahabat Nabi Sallallahu `Alayhi Wasallam apabila dipuji, dia berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau hukumi aku untuk apa yang mereka perkatakan. Dan ampunilah aku (untuk) apa yang mereka tidak ketahui." (Al-Adab Al-Mufrad li Al-Imam Al-Bukhariy)

957. Thawus rahimahullah mengatakan: “Termasuk Sunnah, yaitu menghormati orang alim.” (Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, I/129)

958. Al-Imam Ibnul Jauzi berkata: “Demi Allah, wajib atasmu – wahai seorang yang telah dimuliakan dengan ketakwaan - janganlah engkau menjual kemuliaan taqwa dengan kehinaan maksiat-maksiat, dan bersabarlah dari dahaga hawa nafsu di dalam panasnya sesuatu yang diinginkan walaupun merasakan sakit dan terbakar.” (Shaidul Khathir: 1/45)

959. Dinukilkan dalam syarah hadith Mazahiri Haq:  “Manusia diumpamakan seperti barang-barang galian emas dan perak kerana barang-barang tersebut mempunyai berbagai jenis dan nilai yang berbeza-beza. Emas dan perak selagi tidak digali dan dibersihkan nilainya adalah rendah. Begitu juga dengan manusia yang berada di dalam kekufuran dan kegelapan, nilai dan sifatnya adalah rendah, walaupun didalamnya tersembunyi sifat pemurah, keberanian dan sebagainya. Islam dan kefahaman agama akan mengubah semua sifat buruk ini dan meletakkannya di dalam martabat yang tinggi.” (Ilmu dan Zikir, Muntakhab Ahadith)

960.  Yazid Ar-Raqasyi rahimahullahu berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka engkau wahai Yazid! Siapa gerangan yang akan menunaikan shalat untukmu setelah kematianmu? Siapakah yang mempuasakanmu setelah mati? Siapakah yang akan memintakan keridhaan Rabbmu untukmu setelah engkau mati?”  Kemudian ia berkata, “Wahai sekalian manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri-diri kalian dalam hidup kalian yang masih tersisa? Duhai orang yang kematian mencarinya, yang kuburan akan menjadi rumahnya, yang tanah akan menjadi permadaninya dan yang ulat-ulat akan menjadi temannya.. dalam keadaan ia menanti dibangkitkan pada hari kengerian yang besar. Bagaimanakah keadaan orang ini?” Kemudian Yazid menangis hingga jatuh pingsan. (At-Tadzkirah, hal. 8-9)

961. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata, “Tidaklah hati seorang hamba sering mengingat mati melainkan dunia terasa kecil dan tiada berarti baginya. Dan semua yang ada di atas dunia ini hina baginya.”   (At-Tadzkirah, hal. 9)

962. Adalah ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu bila mengingat mati ia gemetar seperti gemetarnya seekor burung. Ia mengumpulkan para ulama, maka mereka saling mengingatkan akan kematian, hari kiamat dan akhirat. Kemudian mereka menangis hingga seakan-akan di hadapan mereka ada jenazah. (At-Tadzkirah, hal. 9)

963. Di satu pertemuan dengan Syaikh Ibrahim Muhammad Shukro di Jordan, 24.5.11, Syaikh Hajji Mohammed Abd Wahhab mengatakan:  “Jika seseorang itu cinta dengan usaha dakwah dan berdoa supaya orang lain terlibat dengan usaha dakwah, maka Allah akan terima anak-anaknya iaitu anak-anaknya pun akan menjadi orang yang berada di atas hidayat.”

964. al-Fudhail bin 'Iyadh berkata: “Barangsiapa yang ingin selamat dari ghibah (menggunjing) hendaklah ia menutup pintu persangkaan. Barangsiapa yang selamat dari persangkaan, maka ia akan selamat dari tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain). Barangsiapa yang selamat dari tajassus, maka ia akan selamat dari ghibah.”  (Hambatan-hambatan Dakwah, Muhammad Ahmad Ar-Rasyid)

965. Abu Darda radiallahu 'anhu pernah berkata: “Yang paling aku takuti adalah soalan yang akan dikemukakan kepadaku dihadapan sekalian manusia iaitu apakah yang kamu telah lakukan terhadap ilmu yang kamu ketahui?” (HR Baihaqi)

966. Imam al-Hafiz Sufyan ibn `Uyaynah (wafat 198H) mengatakan: “Bukanlah seseorang itu dikatakan `alim(berilmu) apabila dia mengenal apa yang baik dan apa yang buruk. Tetapi seseorang itu dikatakan `alim(berilmu) ialah apabila dia mengenal yang baik maka dia mengikutinya, dan apabila dia mengenal yang buruk maka dia menjauhinya.”

967. Mujahid rah. berkata: “Sesiapa mengambil berat untuk mengetahui waktu solah maka mereka akan mendapat keberkatan sepertimana keberkatan yang dilimpahkan ke atas Nabi Ibrahim a.s dan keluarganya.” (Dur rul-Mansthur).

968. Al-'Allamah asy-Syaikh Sayyid Abul-hasan Ali an-Nadwi rahimahullah menulis:  “Kewajipan agama terbesar yang mesti dipenuhi dan ditunaikan oleh kaum muslimin pada zaman moden ini adalah menyebarkan dakwah kepada semua umat manusia dengan jalan merombak bayang atau gambar Islam menjadi HAKIKAT Islam.” (Ilal-Islam Min Jadid)

969. Ahmad mengeluarkan dari Aisyah r.ha, dia berkata: “Abu Bakar meninggal dunia tanpa meninggalkan satu dinar maupun satu dirham pun. Sebelum itu dia masih memilikinya, namun kemudian dia mengambilnya dan menyerahkannya ke Baitul-mal.” (al-Kanzu, 3/132)

970. Berkata imam Fudhail B. ‘Iyadh rahimahullah (Wafat: 187H): “Istighfar (mohon keampunan) tanpa melepaskan diri (dari kemaksiatan) adalah taubatnya para pendusta.” (al-Adzkar, ms.703)

971. Pujangga arab bermadah: “Sesiapa sahaja yang memilih jalan yang bertentangan dengan jalan pesuruh Allah swt, tidak mungkin akan sampai ke matlamatnya.” (Fadhilat Tabligh, Mengenali dan Mendampingi Ahli Haq)

972. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa yang menginginkan akhirat, berarti dia akan mengalami kesulitan di dunia. Barangsiapa menghendaki dunia, maka dia akan mengalami kesulitan di akhirat. Wahai sekalian manusia, bersusah payahlah kalian dengan sesuatu yang musnah untuk kebahagiaan yang kekal.” (Siyar A’lam an-Nubala’, 1/496)

973. Al Imam Al Hasan Al Bashri berkata: “Wahai anak Adam, jika engkau melihat manusia berada dalam kebaikan maka berlombalah dengan mereka, dan apabila engkau melihat mereka dalam kebinasaan tinggalkanlah mereka berserta apa yang telah mereka pilih bagi diri mereka sendiri. sungguh, telah kita saksikan kaum demi kaum yang lebih mengutamakan dunia daripada kehidupan akhiratnya, akhirnya mereka menjadi hina, binasa, dan tercela.” (Mawaizh Al Imam Al Hasan Al Bashri, hal 46-48)

974. Hasan Al Bashri Rahimahullah mengatakan, “Wahai anak Adam, jagalah agamamu, perhatikanlah agamamu. Karena agamamu adalah darah dagingmu. Apabila agamamu selamat, akan selamat pula darah dan dagingmu. Kalau tidak demikian, -kita berlindung kepada Allah- maka baginya adalah neraka yang tak pernah padam, luka membusuk yang tak pernah sembuh, adzab yang tak akan habis selama-lamanya, dan jiwa sekarat dalam siksa yang tidak akan mati.” (Hilyatul Auliya’)

975. Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sungguh amal shalih itu memiliki cahaya di dalam qalbu, kecerahan pada wajah, kekuatan dalam badan, tambahan rezeki, dan kecintaan di hati manusia. Sebaliknya, maksiat itu berakibat kegelapan qalbu, suramnya wajah, lemahnya badan, kurangnya rezeki, serta kebencian di hati manusia.” (Al Istiqamah)


976. Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata kepada sahabatnya: “Marilah kita menambah iman!” Lalu mereka berdzikir kepada Allah. (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

977. Hubaih bin Hamasah radhiyallahu'anhu berkata: “Sesungguhnya iman bertambah dan berkurang.” Ia ditanya: “Apakah tanda bertambah dan berkurangnya?” Ia menjawab: “Jika kita mengingat dan takut kepada Allah, maka itu tanda tambahnya keimanan. Dan jika kita lalai, lupa, dan menyia-nyiakan waktu, itu pertanda berkurangnya iman.” (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

978. Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: “Semua keyakinan yang benar adalah keimanan.” (Maksudnya keyakinan yang mendorong amal shalih). (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

979. Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata: “Marilah duduk bersamaku untuk beriman (berdzikir) sesaat.” (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

980. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Aku mencari jannah (surga) dengan keyakinan, dan lari dari neraka dengan keyakinan.” (Maksudnya dengan iman). (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

981. Luqman berkata: “Amal tidak mampu tegak kecuali dengan iman. Barangsiapa lemah keimanannya, maka lemah amalnya.” (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

982. Abdullah bin Ukaim rahimahullah berkata: “Aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berdoa: Ya Allah tambahlah keimanan, keyakinan, dan pemahamanku.” (Fathul Bari, Maktabah Sahab)

983. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Tidak ada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang lain. (Mawaaridul Amaan al-Muntaqa min Ighatsatul Lahafan, hal. 67)

984. Seorang ulama menasihatkan: “Islam ini seperti sebuah bangunan yang sangat besar dan cantik. Semasa dibangunkan, ada orang yang bekerja untuk menyiapkannya. Ada yang berhenti sebelum siap, ada yang bekerja dalam masa dua hari, ada yang bekerja setahun dan ada yang membuat bangunan ini sehingga siap. Bila sudah siap, yang bekerja sehari pun kata dulu saya terlibat dalam membuat bangunan ini. Dulu saya buat ini, dulu saya buat itu. Begitulah di akhirat nanti. Setiap orang ingin dikaitkan dengan dakwah ini. Walaupun cuma beri masa sekejap sahaja untuk dakwah dan menghidupkan agama. Begitulah nilainya dakwah dan Islam ini.”
Posted by Unknown on Thursday, 1 May 2014 - Rating: 4.5
Title : Perkataan hikmah Orang Soleh #20
Description : 951. Imam Al Barbahari Rahimahullah bersyair: “Barangsiapa yang puas dengan apa yang dimiliki maka dia menjadi orang kaya dan selalu teta...
Tweet

0 Response to "Perkataan hikmah Orang Soleh #20"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Entri Populer

Blog Archive

  • May (56)
  • April (51)

Labels

Adab Sunah Belajar Bahasa Arab biografi download nasyid Hukum Fiqih humor Kisah Sahabat Nabi Laporan Kerja Dakwah Afrika Selatan Laporan Kerja Dakwah Amerika Serikat Laporan Kerja Dakwah Arab Saudi Laporan Kerja Dakwah Colombia Laporan Kerja Dakwah indonesia Laporan Kerja Dakwah Inggris Laporan Kerja Dakwah Jepang Laporan Kerja Dakwah Laos Laporan Kerja Dakwah Malaysia Laporan Kerja Dakwah Pakistan Laporan Kerja Dakwah Prancis nasihat opini quran & hadist Tamsil
Copyright © 2014 Suara Islam Seruanku - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger