• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact

Suara Islam Seruanku

  • Home
  • Adab Sunnah
  • Nasihat
  • biografi
  • Dakwah
  • Al Kisah
  • quran-Hadist
  • Download
  • Hukum Fiqih
  • Bahasa Arab
Home » nasihat » Perkataan hikmah Orang Soleh #16

Perkataan hikmah Orang Soleh #16

751. Thalq bin Habib berkata: “Lindungilah diri kamu dari fitnah dengan ketaqwaan.” Beliau ditanya, “Simpulkanlah untuk kami apa itu ketaqwaan?” Beliau pun menjawab, “Iaitu engkau beramal dengan ketaatan kepada Allah dengan petunjuk daripada Allah dengan mengharap rahmat Allah. Dan engkau meninggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan petunjuk daripada Allah kerana takut akan azab Allah.” (Minhajus, 4/527-531)

752. Syaikh as-Sa’di berkata dalam Tafsirnya: “Sebagaimana para hamba (masyarakat) itu jika baik dan istiqamah berada di atas jalan yang benar, maka Allah memperbaiki pemimpin mereka, iaitu menjadikan untuk mereka pemimpin-pemimpin yang bersikap adil dan insaf. Bukan yang zalim lagi jahat.” (Taisir Karim ar-Rahman fii Tafsir Kalam al-Mannan, 1/273)

753. Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه berkata: “Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu akan menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang menjaganya. Ilmu itu semakin berkembang dengan diinfakkan, sedangkan harta akan berkurang jika dinafkahkan. Ilmu adalah yang mengaturmu, sedangkan harta, engkau yang akan mengaturnya. Mencintai ilmu adalah agama yang seseorang itu beribadah dengannya. Ilmu akan membuahkan ketaatan di dalam kehidupan pemiliknya serta mengharumkan namanya setelah ia meninggal dunia. Kebaikan para pemelihara harta akan melenyap bersamaan dengan kepergiannya. Para penimbun harta (pada hakikatnya) telah mati (meskipun) mereka itu masih hidup. Adapun para ulama tetap kekal sepanjang masa. Jasad mereka telah tiada, namun kenangan tentang mereka senantiasa melekat di hati manusia.” (Durus fil Qira’ah al-Mustawa ar-Rabi, hal. 16)

754. Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه berkata: “Ilmu membisikkan pemiliknya untuk diamalkan. Jika ia menjawab panggilan bisikan itu, maka ilmu akan tetap ada. Namun jika ia tidak menjawab panggilan itu, maka ilmu akan pergi.” (Iqtidhaul ‘Ilmil amal: hal. 41)

755. Imam Ahmad Rahimahullah berkata: “Manusia lebih memerlukan ilmu dibandingkan makan dan minum, kerana makanan dan minuman diperlukan manusia satu atau dua kali dalam satu hari. Akan tetapi, ilmu senantiasa diperlukan seorang manusia setiap saat (selama nafasnya berhembus).” (Thabaqat Al-Hanabilah, 1: 146)

756. Mu’adz bin Jabal berkata: “Pelajarilah ilmu syar’i kerana mempelajarinya di jalan Allah adalah khasyyah, memperdalamnya adalah ibadah, mengulang-ulangnya adalah tasbih (memuji Allah), membahas (permasalahan-permasalahannya) adalah jihad, mengajarkannya kepada yang belum mengetahuinya adalah shadaqah, dengan ilmulah Allah diketahui dan disembah, dengannya Allah diEsakan dalam tauhid, dan dengannya pula diketahui yang halal dan yang haram.” (Hilayatul Auliya 1: 239, Al-Ajmi’ 1: 65)

757. Al-Baghawi menyebutkan bahawa seseorang memanggil dan berkata kepada Sya’bi, “Wahai ‘aalim berfatwalah.” Sya’bi menjawab, “Sesungguhnya seorang ‘alim adalah yang memiliki khasyyah (rasa takut) kepada Allah.” (Az-Zuhudl, hal. 15)

758. Ath-Thabari berkata: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah, menjaga diri dari azab dengan menjalankan ketaatan kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu. Mereka mengetahui bahawa Allah Maha Mampu melakukan segala sesuatu, maka mereka menghindar dari kemaksiatan yang akan menyebabkan murka dan adzab Allah.” (Tafsir Ath-Thabari, QS Fathir: 28)

759. Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata: “Berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan. Sementara ilmu diangkat dengan cepat. Kekokohan ilmu adalah keteguhan bagi agama dan dunia. Hilangnya ilmu adalah kehancuran bagi itu semua.” (Az-Zuhud: 817, Al-Jami’: 1018)

760. Amr bin Qays rahimahullah berkata: “Jika sampai kepadamu suatu ilmu, maka amalkanlah meskipun hanya sekali.” (Hilyatul Auliya, 5/10)

761. Imam Waki’ Rahimahullah berkata: “Jika engkau hendak menghafal satu ilmu (hadits), maka amalkanlah!” (Tadribur Rawi: 2/588)

762. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Tidaklah aku menulis suatu hadits melainkan aku telah mengamalkannya. Sehingga suatu ketika aku mendengar hadits bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hijamah (bekam) dan memberikan upah kepada ahli bekam (Abu Thaybah) satu dinar, maka aku melakukan hijamah dan memberikan kepada ahli bekam satu dinar pula.” (Manaqib Ahmad, hal. 232)

763. Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه berkata: “Ingat-ingatlah (ilmu) hadits. Sungguh jika kalian tidak melakukannya maka ilmu akan hilang.” (Al-Muhadditsul Fashil, hal. 545)

764. Ibnu ‘Abbas berkata: “Mengulang-ulang ilmu di sebagian malam lebih aku cintai daripada menghidupkan malam (dengan shalat malam.” (Sunan Ad-Darimi: 1/82, 149)

765. Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menjawab, “Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” (Uyunul Akhyar, Ibnu Qutaibah)

766. Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata sang Ibu sudah ketiduran. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang wadah berisi air tersebut hingga pagi.” (Birrul walidain, Ibnu Jauzi)

767. Haiwah binti Syuraih adalah seorang ulama besar, suatu hari ketika beliau sedang mengajar, ibunya memanggil. “Hai Haiwah, berdirilah! Berilah makan ayam-ayam dengan gandum.” Mendengar panggilan ibunya beliau lantas berdiri dan meninggalkan pengajiannya. (al-Birr wasilah, Ibnu Jauzi)

768. Adi bin Hatim رضي الله عنه berkata: “Sejak aku menjadi seorang muslim, aku selalu memastikan bahawa aku telah berwudhu ketika adzan dikumandangkan.” (As Siyar: 3/16)

769. Imam Ghazali mengutip atsar Al-Hasan: “Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri.”

770. Syaikh Abul Hasan Ali An–Nadwi berkata: “Salah satu usaha dalam dakwah ini adalah menjadikan dakwah sebagai cara untuk mendatangkan orang awam kepada ulama, dan mewujudkan kerisauan ulama pada diri orang awam. Dan orang awam dapat memahami derajat ketinggian ulama, sehingga orang awam senantiasa mengambil manfaat dari para ulama. Sesuai dengan aturan dan penegasan atas hal ini, dianjurkan agar senantiasa berkhidmat kepada alim ulama.” (Sawanih Yusufi)

771. “Ilmu dan dzikir bagi gerakanku ini laksana dua pergelangan tangan. Seperti dua buah sayap. Seandainya satu sayap terlepas, maka burung tentu akan sulit terbang.” - Maulana Muhammad Ilyas rah.a

772. “Ilmu tanpa dzikir adalah kegelapan dan dzikir tanpa ilmu adalah pintu bagi banyak fitnah.” - Maulana Muhammad Ilyas rah.a

773. “Segala tindak tanduk dan amal perbuatan serta kesungguhan dan pengorbanan kalian akan menjadi rusak apabila kalian tidak ambil perhatian terhadap ilmu agama dan dzikrullah. Bahkan kalian dalam keadaan bahaya yang sangat besar serta besar kemungkinan jika kalian lalaikan kedua hal tadi, maka usaha dan perjuangan kalian akan menjadi pintu–pintu baru bagi fitnah dan kesesatan. Usaha dan perjuangan kalian tidak akan menjadi pintu bagi terbukanya agama. Seandainya ilu tidak dipelajari, maka islam dan iman sekedar adap istiadat saja. Dan seandainya ilmu ada namun tidak disertai dengan dzikrullah maka semua akan mejadi kegelapan.” - Maulana Muhammad Ilyas rah.a

774. “Di dalam kerja Tabligh ini, ilmu dan dzikir mempunyai peranan dan perhatian yang sangat besar. Tanpa ilmu, tidak akan mudah untuk beramal, dan tidak akan mengenal amalan. Dan tanpa dzikir, ilmu akan menjadi kegelapan. Tidak akan dijumpai di dalamnya nur. Namun sayangnya hal ini terasa kurang dalam ahli–ahli dakwah.” - Maulana Muhammad Ilyas rah.a

775. Imam Yahya bin Mu’adz رحمه الله berkata: “Hendaknya mu’min itu mendapatkan darimu tiga perkara: 1. Jika kamu tidak bisa memberinya manfaat, maka janganlah memberinya bahaya; 2. Jika kamu tidak bisa memberinya bahagia, maka janganlah memberinya gundah; 3. Dan jika kamu tida memujinya, maka janganlah mencelanya.” (Ar Risaalah Al Qusyairiyyah)

776. Berkata Hisyam bin Urwah Rahimahullah: “Wahai anakku, berserilah wajahmu, ucapkan kalimat yang baik maka kamu akan dicintai manusia, dari pada kamu mengambil simpati dengan suatu pemberian atas mereka.” (Raudhatul Uqala', 1/75)

777. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menukilkan di dalam suratnya kepada seseorang: “Adapun dunia yang saudara tegakkan atau saudara dudukkan untuk (menghalangi) mereka, maka kata-kata penyair berikut ini sangat sesuai untuk saudara: “Kambing penanduk untuk menghancurkan batu tidak akan membahayakannya. Pada suatu hari, tanduk kambing itu (pasti) akan hancur.” (Jilaaul Adzhan, Menyingkap Tabir Kesalahfahaman terhadap Jamaah Tabligh)

778. Berkata Sa’id bin Jubair Radhiallahuanhu: “Senantiasa seseorang menjadi pandai selama dia tetap belajar, ketika dia tidak belajar dan merasa cukup ilmunya maka ketika itu dia menjadi orang yang paling bodoh.” (Adabul Alim Wal Muta’allim, hal. 32)

779. Iman Ibnu Hazm rahimahullaahu ta'ala berkata: “Setiap Nikmat yang tidak mendekatkan pemiliknya kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala maka itu adalah (sebuah) petaka.” (Hilyatul Auliya': III/266, no.3908)

780. “Orang yang mampu menghancurkan kebathilan bukan orang yang pandai beramal, tetapi orang yang memiliki KEYAKINAN didalam hatinya.” - Maulana Muhammad Yusuf rah.a

781. “Doa akan dikabulkan, jika menghindari makanan-makanan yang HARAM. Dan akan lebih dikabulkan lagi jika yang MAKRUH pun dihindarkan.” (Tadzkirah Hadraji, hal. 195)

782. Muhammad bin an-Nadhar al-Haritsi menyatakan: “Pertama yang harus dipelajari DIAM terhadap ilmu, kemudian mendengarkan, menghafal, mengamalkan lalu menyebarkan (menda'wahkan).” (Syu'abul Iman, 2/289)

783. Imam asy-Syafi'i berkata: “Ilmu itu tidaklah indah kecuali dengan tiga perkara; 1.Takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 2.Sesuai dengan Sunnah (petunjuk) Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam. 3.Dan rasa takut kepada Allah azza wa jalla.” (Manaqib Syafi'i, I/470)

784. Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah harus ditaati tanpa dimaksiati, diingat tanpa dilupakan dan disyukuri tanpa di ingkari.” (Al-Hakim, ll/294)

785. Seorang tabi’in bernama Makhul (wafat 118 H) berkata: “Aku pernah melihat seseorang mengerjakan sholat. Setiap kali ruku’ dan sujud ia selalu menangis. Lalu aku (berburuk sangka) menuduh ia menangis karena riya’. Namun akibatnya, justru aku tidak bisa menangis (dalam sholat) selama setahun.” (Hilyatul Auliya': 5/184)

786. Saidina 'Ali R.H mengungkapkan: “Tidakkah kamu malu? Tidakkah kamu cemburu? Salah seorang di antara kamu membiarkan isterinya pergi ke khalayak kaum lelaki dan dia melihat mereka serta mereka (para lelaki) pun melihatnya pula.” (adz-Dzahabi, al-Kaba’ir, m/s. 171-172)

787. Seorang gabenor kota Makkah, Attab bin Usaid Al-Umawiy pernah berkata: “Wahai penduduk Makkah, Demi Allah tak ada yang sampai berita salah seorang diantara kalian ada yang tertinggal sholat dimasjid, kecuali aku akan tebas lehernya.” (Ash-sholah, hal.122)

788. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara lahir dan batin dan mengikuti jalnnya As-Sabiqunal Awalun (orang-orang pertama yang masuk Islam) dari kalangan kaum muhajirin dan Anshar.” (Majmu' Fatawa: 3/157)

789. Berkata Ibnu Hazm: “Jika engkau menghadiri majelis ilmu, maka janganlah engkau menghadirinya kecuali kehadiranmu untuk menambah ilmu dan mencari pahala. Dan bukanlah kehadiranmu itu dengan merasa sudah cukup ilmu yang ada padamu, atau demi mencari-cari kesalahan (dari pengajar) untuk menjelekkannya. Hal tersebut adalah perilaku orang-orang yang hina, yang mana mereka tidak akan mendapatkan kesuksesan dalam ilmu selamanya.” (Al Akhlaq Was Siyar: 193)

790. al-Khaththabi rahimahullah (Wafat: 388H) berkata: “Nasihat adalah perkataan yang menjelaskan sebahagian besar perkara yang merujuk kepada menghendaki kebaikan kepada yang diberi nasihat.” (Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, m/s. 79)

791. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah (691H-751H) berkata: “Nasihat adalah sifat ihsan yang lahir dari perasaan belas-kasihan semata-mata kerana Allah, dan bersedia untuk menanggung sebarang akibatnya, seperti cacian yang buruk daripada orang yang dinasihati setelah dilakukan dengan lemah lembut. Jika nasihat untuk meyakinkannya tidak diterima, maka orang yang memberi nasihat tersebut tidak dikira melampaui batas dan dia akan menerima balasan atas usahanya tersebut daripada Allah, di samping merahsiakan (menutup aib) orang yang dinasihatinya dan sentiasa mendoakannya (dengan kebaikan).” (Fiqh as-Siyasah asy-Syar’iyah fii Dhaw al-Qur’an wa as-Sunnah wa Aqaul Salaf al-A’immah, m/s. 208)

792. Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Hanya orang yang berilmu yang lemah-lembut sahaja berhak untuk menegur pemerintah mereka supaya melakukan kebaikan dan menghalang dari kejahatan serta bersikap adil dalam menyampaikan nasihat.” (Syarhus Sunnah, 10/54)

793. ‘Abdul Malik B. Marwan (seorang Khalifah Bani Umayyah) berkata: “Berlaku adillah kepada kami wahai seluruh rakyat. Kamu mahukan daripada kami seperti pemerintahan Abu Bakr dan ‘Umar, tetapi kamu tidak mahu berjalan bersama kami dan tidak pula mencontohi rakyat di zaman mereka berdua (Abu Bakr dan ‘Umar).” (ath-Thurthusyi, Siraj al-Muluk, 1/94)

794. Syeikh Abul Hassan Ali Nadwi Al Hassani menyatakan: “Kerajaan Islam bukan impian, bukan matlamat dan juga bukan perbualan harian Nabi s.a.w dan Para Sahabat r.anhum.” (Ilal Islami Min Jadid, 107 dan 161)

795. Syeikh Abul Hassan Ali Nadwi Al Hassani menyatakan: “Kezuhudan akan membangkitkan dalam jiwa kekuatan-kekuatan yang terpendam, menyalakan bakat dan kebolehan serta menyalakan ruh dan semangat. Sedangkan keselesaan dan kemanjaan akan membodohkan perasaan, menidurkan jiwa dan mematikan hati..” (Rijāl al-Fikr Wa al-Da’wah: 1/104-105)

796. Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam perkara menunda-nunda kebaikan: “Sekedar berangan-angan (tanpa realisasi) itu adalah dasar dari harta orang-orang yang bangkrut (muflis).” (Madarijus Salikin: 1/456, Zaadul Ma’ad: 2/325, Ar Ruuh: 247, ‘Iddatush Shobirin: 46)

797. Syaikh Yahya al-Hajuri berkata: “Menyampaikan kebaikan kepada umat manusia adalah termasuk bagian keimanan. Janganlah ada yang mengira bahwa dakwah illallah ataupun tabligh yang dilakukan oleh seseorang itu akan sia-sia belaka selama ia bersikap jujur kepada Allah (ikhlash dalam amalnya) , meskipun tidak ada seorangpun yang menerima dakwahmu maka kamu tetap mendapatkan pahala.” (Syarh al-Arba'in: 105)

798. Hadrathji Yusuf rahmatullahi mengatakan: “Deen/agama tidak dapat difahami dengan tetap di satu tempat. Deen difahami dengan bergerak. Renungkanlah! Wahyu/ Al-Quran itu tidak diturunkan di satu tempat. Wahyu diturunkan kadang-kadang di rumah, kadang-kadang dalam perjalanan dan kadang-kadang dalam pertempuran..”

799. Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata: “Sesungguhnya, di antara kelemahan imanmu, engkau lebih percaya kepada harta yang ada di tanganmu daripada perbendaharaan yang ada di sisi Allah.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2:147)

800. Abu Darda radhiallahu'anhu berkata: “Barangsiapa yang menganggap bahwa berangkatnya seseorang mencari ilmu itu bukan jihad, maka sungguh dia kurang akal dan fikiran.” (Shahih Jami’ Al Bayan, 35/56) - ilmu agama.
Posted by Unknown on Thursday, 1 May 2014 - Rating: 4.5
Title : Perkataan hikmah Orang Soleh #16
Description : 751. Thalq bin Habib berkata: “Lindungilah diri kamu dari fitnah dengan ketaqwaan.” Beliau ditanya, “Simpulkanlah untuk kami apa itu keta...
Tweet

0 Response to "Perkataan hikmah Orang Soleh #16"

Post a Comment

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Entri Populer

Blog Archive

  • May (56)
  • April (51)

Labels

Adab Sunah Belajar Bahasa Arab biografi download nasyid Hukum Fiqih humor Kisah Sahabat Nabi Laporan Kerja Dakwah Afrika Selatan Laporan Kerja Dakwah Amerika Serikat Laporan Kerja Dakwah Arab Saudi Laporan Kerja Dakwah Colombia Laporan Kerja Dakwah indonesia Laporan Kerja Dakwah Inggris Laporan Kerja Dakwah Jepang Laporan Kerja Dakwah Laos Laporan Kerja Dakwah Malaysia Laporan Kerja Dakwah Pakistan Laporan Kerja Dakwah Prancis nasihat opini quran & hadist Tamsil
Copyright © 2014 Suara Islam Seruanku - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger